Membuat foto keluarga bisa jadi aktivitas membuat foto yang paling banyak kita lakukan. Dalam setiap keluarga pasti ada tradisi foto bersama. Baik itu dalam suatu acara keagamaan, adat, arisan, kawinan, dan lainnya. Dalam beberapa keluarga yang pernah saya jumpai, mereka membuat foto selayaknya dokumenter dari perjalan keluarga tersebut. Dari kelahiran anak, sunatan, masuk sekolah, remaja, menikah, dan punya anak lagi. Tidak hanya untuk mengabadikan kebahagiaan sebuah keluarga, family photograph juga menjadi media yang sangat baik dalam mengabadikan kesedihan dan kemalangan yang menjadi bagian keluarga tersebut.
Hampir semua jenis kamera dapat digunakan dalam membuat family photograph. Digital SLR, pocket digital, kamera film dan lainnya. Apapun jenis kameranya yang terpenting adalah kemudahan mengoperasikannya. Umumnya kamera yang mudah digunakan untuk family photograph adalah jenis pocket digital seperti Canon seri Ixus, Nikon seri Coolpix, hingga kelas prosumer seperti Panasonix seri DMZ, atau Canon S3Is. Kamera SLR kelas profesional tidak disarankan kecuali bagi mereka yang sudah sangat terlatih dengannya. Kamera jenis ini sangat riskan mengalami kerusakan terutama bila acara tersebut melibatkan anak-anak yang cukup banyak. Tugas Anda sebagai "juru foto" sekaligus anggota keluarga akan sangat merepotkan dalam mengurus kamera mahal itu.
Beberapa fotografer menyarankan untuk mengutamakan spontanitas dalam membuat foto keluarga. Memang dalam beberapa kesempatan kita butuh membuat foto yang formal, misalnya bapak dan ibu duduk dikelilingi para anak, menantu dan cucu. Atau acara foto bersama pasca wisuda atau acara pernikahan. Diluar model yang formal tersebut, kita masih punya segudang kesempatan membuat foto dokumenter keluarga dengan spontan. Keuntungan foto dengan spontan adalah terekamnya mood dan ekspresi secara natural. Ekspresi sayang seorang ibu pada anaknya. Kemesraan sang ayah dan ibu, atau badungnya si kecil saat acara keluarga. Bila ada keluarga yang sedang mengandung, adalah suatu kesempatan baik untuk mendokumentasikan perkembangan kandungannya hingga si bayi lahir. Ekspresi sayang si ibu pada kandungan hingga kelahiran adalah suatu gambaran mukjizat dalam suatu keluarga. Foto orang tua, nenek dan kakek dengan ekspresi mereka akn menjadi harta yang tak ternilai harganya ketika mereka telah tiada nanti. Kenangan terhadap mereka akan tetap hidup dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Dalam membuat foto keluarga ini pun saya menyarankan menghindari blitz. Gunakan exisiting light yang akan memberikan nuansa cahaya yang lebih hidup. Warna-warna akan terdokumentasi dengan lebih baik. Bila terpaksa menggunakan flash/blitz pastikan semua anggota keluarga yang difoto terjangkau blitz. Jangan sampai ada anggota keluarga yang berada dalam bayangan hitam. Seballiknya, juga jangan sampai ada anggota yang terbakar fotonya karena kuatnya blitz.
Pengambilan secara candid adalah cara yang paling saya sukai. Metode ini akan memberikan kesan spontan tanpa dibuat-buat. Untuk itu, kita harus mempersiapkan kamera dalam keadaan ready to use. Setel tombol-tombol dan setting lainnya sesuai dengan ukuran favorit Anda. Misal untuk foto dengan deep of field yang dalam Anda harus siapkan nilai aperture di antara f 8 sampai 16. Untuk foto dengan deep of field yang tipis (menghasilkan blur untuk background atau foreground nya) maka setel nilai aperture pada nilai f 1.8 sampai 3.5, dan seterusnya. Jadi, begitu ada momment menarik tinggal jepret.
Selamat mencoba.
No comments:
Post a Comment